Pengertian Tahsin |
Atau,
Hanya sekedar ingin tahu dan menambah ilmu pengetahuan kamu? Jika ya, tidak ada salahnya kamu membaca artikel ini.
Tapi, akan lebih baik jika kamu menanyakannya langsung kepada Ustadz, guru ngaji, guru agama, yang tentunya berkompeten untuk memenuhi rasa ingin tahu yang kamu miliki.
Apa itu Tahsin?
Pengertian tahsin secara bahasa adalah berasal dari kata bahasa Arab yakni: حسَّن – يحسِّن – تحسيناً yang memiliki arti membaguskan[1]. Apa yang dibaguskan? Tentu saja bacaan Al-Qur'an kita. Sebagian meyebutkan istilah tahsin ini dengan nama Tajwid.Sedangkan tahsin menurut istilah adalah diserupakan dengan definisi dari tajwid.
Namun, pada dasarnya keduanya sama-sama bermaksud kepada perbaikan bacan Al-Qur'an.
Saya sendiri mengikuti program tahsin Al-Qur'an ketika usia Saya telah dewasa. Saya tidak malu, kenapa harus malu? Karena manfaatnya lebih banyak ketimbang mengedepankan rasa malu kamu.
Saya mendapatkan Ustadz sebagai guru tahsin Al-Qur'an yang bersanad, انا شاء الله. Beliau mengajarkan Saya sesuai ilmu yang ia dapatkan dari Syekh (gurunya) yang juga sampai sanadnya kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.
Kini, الحمد لله Saya merasakan manfaat dan perbedaanya ketika dibandingkan Saya belum belajar untuk memperbaiki bacaan Al-Qur'an.
Perlu dicatat, tidak sah sholat jika bacaan Al-Fatihah kamu salah. Dalilnya?
لا صلاةَ لمن لم يقرأْ بفاتحةِ الكتابِ
Jadi, Saya mengingatkan kepada diri Saya khususnya dan kamu yang membaca artikel ini untuk mulai memperbaiki bacaan Al-Qur'an, jika belum.
Jika sudah, maka lanjutkanlah, karena tidak ada kata berhenti untuk belajar.
Keutamaan & Manfaat Tahsin Al-Qur'an
Sebelum memulai kamu harus tahu apa manfaat dari tahsin ini, kenapa? Agar kamu semakin semangat mempelajarinya, انا شاء الله.Berikut Keutamaan & Manfaat Tahsin
#1 Mengukur Tingkat Keimanan
Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam QS Al-Baqarah (121) :
"Orang-orang yang diberikan kitab, mereka membacanya dengan sebagaimana mestinya. Mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang merugi"[2]
Selain untuk memperbaiki bacaan Al-Qur'an, dengan belajar tahsin akan menambah keimanan kita kepada Allah سبحانه وتعالى.
#2 Menjadi ahli Allah
Dari Anas bin Mâlik z beliau berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ هُمْ؟ قَالَ: هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ، أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
“Sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi ‘ahli’ Allâh”. Para Sahabat Radhiyallahu anhum bertanya, “Wahai Rasûlullâh! Siapakah mereka?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Mereka adalah ahli al-Qur’an, (merekalah) ahli (orang-orang yang dekat dan dicintai) Allâh dan diistimewakan di sisi-Nya.[3]
Apakah kedudukan itu tidak membuat kamu bangga dan bahagia? Jika merasa tidak bahagia mungkin ada masalah dengan keimanan kamu.
#3 Menjadi Sebaik-baiknya Manusia
Dalam sebuah hadits yang shahih, dari ‘Utsman bin ‘Affân Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Sebaik-baik orang di antara kamu adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya (kepada orang lain).[4]
Perbedaan Tahsin dengan Tajwid
Pertama, kita coba bahas dahulu apa itu tajwid?
Pengertian tajwid adalah cara membaca Al-Qur'an dengan baik, tepat, dan benar, sesuai dengan kaidah-kaidah dalam membacanya.
Lalu apa bedanya? Apakah benar tahsin dan tajwid ini berbeda?
Pengertian tajwid adalah cara membaca Al-Qur'an dengan baik, tepat, dan benar, sesuai dengan kaidah-kaidah dalam membacanya.
Lalu apa bedanya? Apakah benar tahsin dan tajwid ini berbeda?
Pada dasarnya tidak ada perbedaan. Menurut artikel rujukan tashfiyah dijelaskan bahwa, di dalam kitab Qaulus Saidiid fii ahkaamit tajwid ketika menjelaskan definisi tajwid secara bahasa, syaikh Ahmad hajazi menulis at-tajwid = at-tahsin.
Jika dijabarkan kata tahsin berasal dari kata حسّن – يحسّن – تحسينا seperti yang disebutkan pada artikel, yang bermakna membaguskan atau memperbaiki.
Kata ini semakna dengan tajwid yang berasal dari kata جوّد – يجوّد – تجويدا yang bermakna serupa yaitu: Membaguskan atau membuat jadi bagus.
Metode ini memiliki kedudukan yang cukup penting. Kenapa?
Karena sebuah metode bertujuan untuk mencapai suatu jenjang tingkatan mulai dari pemula hingga mahir.
Lalu, apa saja metode yang digunakan dalam mempelajari Al-Qur'an ini?
Berikut ini adalah daftar metode untuk mempelajari Al-Qur'an:
Macam-macam Metode Mempelajari Al-Qur'an
Sudah disepakati bahwa tahsin diperuntukkan untuk memperbaiki bacaan Al-Qur'an. Dan dalam proses pembelajaran kita memerlukan metode.Metode ini memiliki kedudukan yang cukup penting. Kenapa?
Karena sebuah metode bertujuan untuk mencapai suatu jenjang tingkatan mulai dari pemula hingga mahir.
Lalu, apa saja metode yang digunakan dalam mempelajari Al-Qur'an ini?
Berikut ini adalah daftar metode untuk mempelajari Al-Qur'an:
- Metode Iqro'
- Metode Al-Baghdad'
- Metode An-Nahdhiyah
- Metode Jibril
- Metode Qiro'ati
Baiknya setiap metode dilakukan secara talaqqi. Yaitu, belajar Al-Qur'an dengan cara melakukan pertemuan langsung (tatap muka) dengan guru ngaji bersanad.
Penutup
Jadi, tunggu apalagi untuk belajar memperbaiki bacaan Al-Qur'an?Mungkin artikel ini belum menjawab keseluruhan pertanyaan kamu seputar tahsin. Tapi, Saya berharap rangkuman di atas dapat kamu jadikan bahan untuk menggugah keinginan kamu belajar lagi dan lagi.
Saran Saya sebagai sama-sama pencari ilmu. Baiknya kamu cari guru/ustadz yang bersanad untuk belajar Al-Qur'an. Belajarlah tahsin Al-Qur'an dengan metode talaqqi agar semakin paham dan انا شاء الله berpahala.
Baca juga:Bisa 1 kali setiap pekan, tapi idealnya 3 kali atau lebih berdasarkan pengalaman Saya yang hanya 1 kali pertemuan setiap pekan, dan itu dirasa kurang cukup.
Arti Syafakallah dan Cara Jawabnya
الله اعلم
Referensi:
[1] https://lttqfathullahuinjkt.com/program/tahsin/
[2] https://www.imgrumweb.com/post/BxMkODhn44I
[3] HR Ahmad, 3/127; Ibnu Mâjah, 1/78; dan al-Hâkim, 1/743; Hadits ini dinyatakan hasan oleh Imam al-‘Iraqi (Takhrîj al-Ihyâ 1/222) dan as-Sakhawi (Kasyful khafâ’, hlm. 292), dan dinyatakan shahih oleh Imam al-Hakim dan Syaikh al-Albani.
[4] HSR. Al-Bukhâri, no. 4739
Advertisement