-->

6 Cara Menahan Amarah dalam Islam

Cara Menahan dalam Islam
via unsplash.com
Opray Winter - Dalam kehidupan ini, manusia tidak akan lepas dari yang namanya interaksi dengan orang lain. Yang mana dalam interaksi tersebut pasti terjadi selisih paham dan lain sebagainya yang mendatangkan amarah serta emosi.

Amarah adalah hal yang wajar bagi seorang manusia ketika hatinya merasa tersakiti atau hal-hal yang tidak disukai lainnya.

Tetapi yang menjadi masalah pokok adalah tentang bagaimana kita mengendalikan amarah tersebut agar tidak sampai lepas kontrol. Apalagi meluapkan rasa amarah tersebut secara berapi-api yang dapat merugikan banyak orang termasuk diri kita sendiri.

Hingga berpengaruh terhadap hubungan silaturahim antar sesama.
Baca juga :
3 Jenis Sabar
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda yang artinya:

“Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridhoi, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridhoi.” (HR. Ahmad).

Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ juga bersabda dalam sebuah hadis:

“Barang siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu untuk meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat sehingga Dia akan memberikan untuknya bidadari yang dia kehendaki.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi).

Berikut ini adalah 6 cara menahan amarah menurut islam yang dapat kita coba untuk mengontrol dan menahan emosi serta amarah:

Membaca Kalimat ta’awudz

Dibawah ini adalah bacaan beserta arti dari ta’awudz:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيْمِ

“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”

Amarah yang terlampiaskan adalah karena kondisi psikologis yang kurang baik serta keadaan lingkungan sekitar yang tidak sesuai seperti ketika sedang berdebat didorong lagi dengan bisikan setan yang selalu menggoda manusia dengan hal-hal yang dapat menjerumuskan kita kedalam api neraka.

Istighfar

Arti dari kalimat istighfar adalah “Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung”:

اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ الْعَظِیْمَ

Kalimat istighfar ini sangat efektif untuk meredam emosi yang menguasai diri kita sehingga kita dapat menjadi lebih tenang dan rileks.

Sabar dengan Diam

Apabila emosi telah menguasai diri maka yang harus kita coba adalah sabar dengan diam, jangan fokus terhadap perkataan yang dilontarkan oleh lawan bicara Anda. Diamlah sejenak untuk meredakan hati dan pikiran sebelum Anda menjawab atau memberikan penjelasan. Ingat Allah yang Maha Tinggi bersama orang-orang yang sabar.

Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  bersabda dalam salah satu haditsnya yang artinya:

“Jika salah satu dari kalian marah, maka diamlah. “ (HR. Ahmad).

Ubah Posisi Menjadi Lebih Rendah

Mengubah posisi menjadi lebih rendah ini dianjurkan oleh Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam hadis yang artinya:

“Jika salah satu dari kalian marah dan dia dalam keadaan berdiri maka duduklah, karena dengan melakukan hal itu marahnya akan hilang. Dan jika belum hilang, maka hendaknya dia mengambil posisi tidur. “ (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Wudhu’

Hal ini dijelaskan dalam hadis dari Urwah As-Sa’di radhiyallahu ‘anhu yang artinya:

Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu. (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Mandi

Apabila wudhu juga belum cukup menahan amarah, maka Anda bisa mencoba untuk mandi. Karena dengan menyiramkan air pada tubuh, maka suhu tubuh akan menjadi lebih rendah, menjadi lebih rileks dan juga lebih segar yang mempengaruhi tekanan emosi.

Sebuah hadis menjelaskan perkara ini bahwa:

“Marah itu dari setan, setan dari api, dan air bisa memadamkan api. Apabila kalian marah, mandilah.” (HR. Abu Muslim)

Demikianlah artikel tentang 6 cara menahan amara menurut islam, semoga bisa dijadikan bahan referensi dan menjadi amal ibadah yang baik untuk kita semua. Amin.

الله اعلم

Sumber : Dalam Islam

Di edit oleh Apri (Bekasi, 03 November 2018)
Advertisement
BERIKAN KOMENTAR ()